Ahad, 28 Mei 2017. “sabtu bersama bapak”
Kita adalah takdir, dimana Tuhan merencanakan segalanya. Kita tak perlu
tahu apa takdir Tuhan untuk kita. Tapi kita harus berusaha menjalankan bagian
dari takdir itu. Bumi dan segala hal yang di dalamnya adalah milik Tuhan
semesta alam. Dunia tak akan berubah jika kita hanya diam tanpa usaha. Hal yang
sederhana bila kita lakukan dengan baik, kelak akan dapat balasan baik pula.
Cara berfikir, berkeluarga dan bermasyarakat merupakan bagian kisah hidup seluk
beluk manusia. Ketika engkau melihat sebuah parit yang sewaktu-waktu akan
mnejerembabkanmu, usaha lah dan buat rencana agar engkau terhindar. Di ciptakan
dengan berbagai perbedaan, itu semua bukanlah beban yang harus setiap orang
pikul. Perbedaan adalah cara kita menyelami arti dari persamaan.
Takdir tak ubahnya hanya sebagai hiasan dunia. Orang lemah yang tanpa usaha
akan menjadikannya sebagai perisai, untuk menutup dirinya dari berbagai bentuk
usaha. Malu rasanya bila kita termasuk bagian dari mereka. Kebutuhan untuk
mencari jati diri, mencari arti hidup sejati, dan menggelengkan kepala ketika merasa lelah. Yakin lah bahwa usahamu tak akan
sia-sia. Jangan bertindak sebagai orang suka yang merayu tanpa mengedepankan
tanggungjawab atas rayuan tadi. Memilih jalan berliku berarti seseorang itu
siap untuk berbagai cobaan dan terpaan. Sadar atau tidak, kita hidup di dunia
hanya untuk mencari keridhaan-Nya.
Ridha serta takdir Tuhan, mengisahkan betapa mulianya seorang ibu. Ia bukan
seperti wanita kebanyakan. Ibu adalah perantaraan dan perwujudan dimana ridha Tuhan
berada. Al jannatu tahta aqdamil ummahat, “surga terletak di bawah kaki
Ibu”. Tuhan bukan bermaksud menaruh surga itu pada bagian rendah, tetapi Tuhan
mengajari kita untuk selalu merendah jika menginginkan surga, apalagi di depan
orang tua kita sendiri. Mencari keberkahan serta mencari ridha seorang ibu
adalah hal yang mutlak bagi seorang anak. Memantaskan diri di depan Tuhanmu
seraya berkata, “Wahai Tuhan apakah hamba sudah berbakti pada orang tuaku,
terlebih pada Ibu”.
Oleh:
Brew as Amirsyarif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar