(ESSAY)
KERAGAMAN
DALAM ORGANISASI
Kita tahu bahwa
tenaga kerja merupakan bagian terpenting dalam suatu organisasi, dan tentunya
dalam organisasi tersebut terdiri dari berbagai macam karakter yang sangat
beragam. Suatu organisasi berusaha memaksimalkan potensi kontribusi dari tenaga
kerja tersebut dan mempersatukan perbedaan karakter individu terhadap kinerja
dan kepuasan kerja dalam organisasi tersebut.
Yang pertama
akan dijelaskan mengenai dua bentuk keragaman tenaga kerja yang mana keragaman
tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja dalam sebuah
orgnisasi.
Keragaman level
permukaan (surface-level
diversity) yaitu perbedaan-perbedaan dalam
karateristik yang mudah dinilai seperti jenis kelamin, ras, etnis, umur atau
kecacatan yang tidak selalu
menggambarkan cara seseorang berpikir atau merasa tetapi dapat memunculkan stereotip
tertentu. Para ahli menyebutkan hal tersebut diibaratkan seperti gunung es,
artinya perbedaan karakter seperti itu tidak dapat dijadikan acuan untuk
menentukan keputusan bahwa pekerja tersebut tidak layak untuk ikut andil dalam
pekerjaan, karena hal tersebut akan menimbulkan stereotip tertentu untuk
menilai tenaga kerja dari satu satu atau beberapa sisi saja.
Keragaman level
dalam (deep-level diversity) yaitu perbedaan-perbedaan dari segi nilai-nilai, kepribadian dan
prefensi kerja yang menjadi lebih penting secara progresif dalam menentukan
kesamaan, seiring semakin mengenal orang lain dengan baik.
Yang kedua kita
akan mengetahui stereotip dan memahami fungsinya dalam tatanan organisasi.
Meskipun dalam organisasi keragaman
dapat membuat peluang, dalam artian semakin banyak keragaman semakin baik pula
organisasi tersebut dikarenakan terdiri dari berbagai macam karakter individu
yang nantinya akan saling melengkapi untuk mencapai tujuan bersama, akan tetapi
organisasi juga berupaya untuk menghilangkan diskriminasi yang tidak adil.
Diskriminasi (discrimination) yaitu memperhatikan perbedaan antara satu
hal dengan hal lain, yang sering kita lakukan yaitu diskriminasi yang mengacu
pada ketidakadilan, di mana kita menilai sseorang dari stereotip kelompok
demografis mereka, meskipun tidak selamanya orang yang kita pandang itu selalu buruk.
Meskipun banyak tindakan
diskriminasi yang dilarang oleh hukum serta bukan merupakan bagian dari
kebijakan resmi di hampir semua organisasi, namun ribuan kasus diskriminasi
pekerja tercatat setiap tahun dan masih lebih banyak yang tidak dilaporkan.
Pada beberapa waktu lalu, untuk penerimaan calon pegawai negeri sipil
pemerintah mengadak tes. Dalam tes tersebut pemerintah membedakan tingkat
kesulitan bagi penduduk bagian Indonesia timur khususnya dengan tingkat
kesulitan yang lebih rendah dari daerah lain. mengapa hal ini dilakukan? Hal
ini bukan semata-mata diskriminasi terhadap etnis penduduk timur, akan tetapi
itu adalah salah satu bentuk affirmative action. Apa itu affirmative
action?
Affirmative
action pada
dasarnya adalah suatu kebijakan yang diskriminatif, walaupun dipandang termasuk
genre diskriminasi yang positif karena sifatnya hanya sementara demi membuka
kesempatan bagi kelompok masyarakat tertentu meraih peluang yang sama
sebagaimana telah dinikmati oleh kelompok masyarakat lainnya. Dunia ekonomi dan
pendidikan adalah lapangan affirmative action yang
banyak dipakai. Tujuan dilakukannya affirmative action dalam kasus ini yaitu
agar membuka peluang bagi masyarakat timur untuk meraih peluang masuk dalam
kepegawaian negeri agar tidak semakin tertinggal kualitas sumber daya manusia
dari masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya
keragaman akan mengidentifikasi karateristik biografis yang terdapat pada
individu seseorang. Karateristik biografis (biographical
charateristic) atau karakter pribadi adalah beberapa perbedaan yang nyata
yang ada dalam setiap individu, seperti umur, jenis kelamin, ras dan etnis, lama
bekerja dan disabilitas.
Pembahasan
yang terakhir yaitu bagaimana sebuah organisasi mengelola keragaman itu agar
menjadi kesatuan yang efektif.
Tentunya suatu organisasi atau
perusahaan berupaya menggunakan usaha untuk memanfaatkan keragaman yang ada
termasuk dalam perekrutan anggota dan menentukan keputusan yang telah
dimusyawarahkan bersama. Yang pertama, mereka mengajarkan manajer mengenai
kerangka kerja legal bagi peluang pekerjaanyang sama dan mendorong perlakuan
yang adil atas semua orang tanpa memandang karateristik demografisnya. Kedua,
organisasi mengajarkan manajer tentang bagaimana sebuah tenaga kerja yang
beragam akan lebih baik dalam melayani pasar yang beragam dari klien. Ketiga
mereka mempercepat praktik perkembangan pribadi yang mengeluarkan keahlian dan
kemampuan semua pekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar