Minggu, 22 April 2018

KONSEP MOTIVASI


 (ESSAY)
KONSEP MOTIVASI

            Dalam suatu manajemen memotivasi para bawahan mapun sesama anggota merupakan suatu aspek yang sangat penting untuk dibahas. Dan tentunya dalam melakukan motivasi tidaklah mudah dengan menggunakan rumus ataupun cara yang praktis, bahkan untuk memotivasi orang lain tidak hanya kerja keras yang dilakukan sebab motivasi itu sendiri merupakan cerminan dari kemampuan dari diri anda untuk meraih suatu kesuksesan. Sebelum lebih jauh mari kita bahas terlebih dahulu tentang definisi motivasi.
Motivasi (motivation) merupakan proses yang menjelaskan mengenai kekuatan, arah dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai tujuan yang ia inginkan. Dari pengertian itu kita dapat mengambil tiga kata kunci sebagai elemen penting dalam motivasi, yaitu kekuatan, arahan dan ketekunan. Kekuatan (intenaity) merupakan suatu aspek yang  menggambarkan seberapa kerasnya seseorang dalam berusaha mencapai tujuannya. Kekuatan yang besar sekalipun tidak akan menghasilkan kinerja yang memuaskan jika usaha tersebut tidak disalurkan dalam suatu arahan (directio). Jadi usaha dengan kekuatan yang besar harus diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang terakhir ada aspek ketekunan (persitense) dalam motivasi, yang mengukur seberapa lama seseorang dapat bertahan dalam melakukan usahanya.
Pembahasan selanjtnya mengenai evaluasi penerapan teori-teori awal motivasi. Ada empat teori yang masih digunakan banyak manajer pada praktik lapangannya untuk memotivasi para pekerjanya.
            Teori Hierarki Kebutuhan (hierarchy of need). Teori ini berasal dari Abraham Maslow. Ia mengungkapkan dalam teori ini bahwa dalam diri setiap manusia terdapat lima kebutuhan:
1.      Fisiologis, yang memliputi lapar, tempat berlindung, seks dan kebutuhan fisik yang lain.
2.      Rasa aman, yang merupakan keamanan dan perlindungan dari bahaya fisik dan emosi.
3.      Penghargaan. ada faktor internal yang meliputi harga diri, kemandirian dan pencapaian. Dan ada faktor eksternal yang meliputi status, pengakuan dari orang lain, dan perhatian.
4.      Aktualisasi diri. Yaitu dorongan dari seseorang untuk menjadi apa yang ia inginkan.
Teori ini sangat cocok apabila diterpakan di seluruh dunia. Misalnya, di Jepang, Yunani, dan Meksiko, di mana karateristik penghindaran yang kuat, kebutuhan terhadap keamanan merupakan hierarki yang sangat perlu. Denmark, Swedia, Norwegia, yang merupakan negara dengan pendidikan berkualitas membutuhkan hierarki aktualisasi diri yang sangat tinggi. Begitupun dengan negara-negara yang lain dengan kebutuhan yang berbeda-beda.
            Teori X dan teori Y, teori ini diusulkan oleh Douglas McGregor, di mana dalam diri manusia ada dua sudut pandang yang berbeda yaitu sisi secara mendasar negatif (teori X), dan sisi secara mendasar positif (teori Y). Teori X berasumsi bahwa para pekerja tidak suka bekerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab, dan harus dipaksa untuk melakukan pekerjaan. Sedangkan Teori Y, berasumsi bahwa para pekerja sangat suka bekerja, kreatif, mencari tanggung jawab, dan dapat menawarkan diri untuk melakukan pekerjaan.
Itulah pembahasan singkat mengenai dua dari empat teori awal motivasi, dua lainnya yaitu Teori Dua Faktor (two-factor theory) dan Teori Kebutuhan McClelland.
Yang terakhir, dalam essay ini akan dibahas mengenai penerapan prinsip utama dari teori ekspektansi untuk memotivasi para pekerja.
            Teori Ekspektansi (expectancy theory) yaitu teori yang menyatakan bahwa kekuatan kecenderungan kita untuk bertindak dengan cara tertentu yang bergantung pada kekuatan ekspektasi terhadap hasil dari tindakan itu dan ketertarikan individu kepada hasil tersebut. Teori ini merupaka salah satu penjelasan mengenai motivasi yang paling banyak diterima secara luas yang dicetuskan oleh Victor Vroom.  Lebih praktisnya, para pekerja akan mengarahkan pada penilaian kinerja yang baik, yang mana dari penilaian yang baik itu akan mengarahkan pad imbalan organisasi, dan imbalan tersebut akan memuaskan tujuan pribadi para pekerja. Oleh karena itu, teori ini memusatkan perhatian pada tiga hubungan:
1.      Hubungan upaya-kinerja, yang mana kemungkinan dirasakan oleh individu yang mengerahkan sejumlah usaha untuk mengarahkan para pekerja.
2.      Hubungan kinerja-imbalan, yaitu keadaan di mana individu meyakini untuk melaksankan pekerjaan pada tingkat tertentu yang akan mengarahkan pada pencapaian hasil yang diinginkan.
3.      Hubungan imbalan-tujuan pribadi. Yaitu keadaan yang mana imbalan organisasi, akan memuaskan tujuan pribadi bagi individu.
            Lalu apakah teori ekspetansi ini dapat berjalan dengan lancar sesuai yang diinginkan?
Beberapa kritikan yang dilontarkan menyaranakan bahwa teori ini hanya pada penggunaannya, dan individu dengan jelas memandang kaitan antara usaha-kinerja dan kinerja-imbalan. Jika suatu organisasi benar-benar memberikan imbalan kepada individu atas kinerka yang mereka lakukan, bukan atas senioritas, tingkat kesukaran dll, maka teori ekspetansi akan jauh lebih valid untuk dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Buku Pengetahuan: Ibn Ajurrum wa Afkaruhu fi Ta'limi al Nahwi dan Ringkasan Nahwu Sharaf

REVIEW BUKU PENGETAHUAN Oleh : Ikhwandin   PENDAHULUAN A.     IDENTITAS BUKU Buku Satu Judul buku              ...