(ESSAY)
KEKUASAAN
DAN POLITIK
Kekuasaan (power) mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk mempengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Definisi ini
mengimplikasikan sebuah potensi yang tidak perlu diaktualisasikan agar efektif
dan sebuah hubungan ketergantungan. Kekuasaan merupakan suatu
potensi atau kemampuan sehingga bisa saja seseorang mempunyai kekuasaan tapi
tidak menjalanakannya. Aspek terpenting dari kekuasaan adalah fungsi
ketergantungan (Dependency) artinya semakin besar ketergantungan terhadap A maka besar pula kekuasaan A.
Membandingkan kekuasaan dan kepemimpinan
Kedua konsep tersebut saling bertautan,
para pimpinan menggunakan kekuasaan sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan kelompok.
Sehingga kekuasaan adalah sarana untuk memudahkan
usaha mereka mancapai
tujuan.
Politik :kekuasaan yang bermain
Ketika orang-orang menyatu dalam kelompok,
berlakulah hukum kekuasaan. Ketika para karyawan dalam suatu
organisasi mulai memainkan kekuasaan yang ada pada mereka, kita melihatkan
sebagai politik. Orang – orang dengan Keterampikan politik yang baik memiliki
kemampuan untuk menggunakan landasan-landasan kekuasaan yang mereka miliki secara
afektif. Jadi definisi berfokus pada penggunaan kekuasaan untuk memengaruhi
pengambilan keputusan dalam organisasi atau perilaku-perilaku anggota yang
egois dan tidak melayani kebutuhan organisasi. Perilaku politik (political
behavior) didefinisikan sebagai aktivitas yang tidak dianggap sebagai bagian
dari peran formal seseorang dalam organisasi, tetapi yang memengaruhi, atau
berusaha memengaruhi, distribusi keuntungan dan kerugian di dalam organisasi.
Komentar terakhir berkaitan dengan apa yang disebut sebagai dimensi “sah – tidak sah” dalam perilaku politik.
Komentar terakhir berkaitan dengan apa yang disebut sebagai dimensi “sah – tidak sah” dalam perilaku politik.
- Perilaku
politik yang sah (Legitimate political behavior) mengacu pada politik
sehari-hari yang wajar- menyampaikan keluhan kepada penyelia anda, memotong
rantai
komando, membangun koalisi, menentang kebijakan atau keputusan
organisasi lewat
pemogokan atau dengan terlalu berpegang ketat pada ketentuan yang
ada.
- Perilaku politik yang tidak sah (Ilegitimate political behavior) yang menyimpang dari aturan main yang digariskan. Misalnya sabotase, melaporkan kesalahan, dan protes-protes simbolik seperti memakai pakaian nyeleneh atau bros tanda protes dan beberapa karyawan tidak masuk kerja.
- Perilaku politik yang tidak sah (Ilegitimate political behavior) yang menyimpang dari aturan main yang digariskan. Misalnya sabotase, melaporkan kesalahan, dan protes-protes simbolik seperti memakai pakaian nyeleneh atau bros tanda protes dan beberapa karyawan tidak masuk kerja.
Realitas politik
Politik adalah sebuah kenyataan realitas
hidup dalam organisasi. Organisasi terbentuk dari individu dan kelompok
dengan nilai, tujuan, dan kepentingan yang berbeda-beda. Fakta ini, mengandung
potensi timbulnya konflik untuk memperebutkan sumber daya
Jadi untuk menjawab mengenai apakah mungkin bagi sebuah organisasi bebas
dari politik bisa dijawab “Ya”, jika semua anggota punya tujuan dan kepentingan
yang sama, sumber daya tidak langka, serta kinerja benar-benar jelas dan
objektif
Etika berperilaku secara politis
Menyimpulkan pembahasan mengenai politik
dengan memberikan beberapa panduan etis untuk berperilaku
positif, meskipun tidak ada cara pasti untuk membedakan antara politik Etis dan tidak
Etis. Terkadang secara tidak sadar kita terlibat dalam perilaku politik karena alasan
kebil yang baik. Kebohongan yang terang-terangan bisa menjadi contoh yang ekstrem dari
pengaturan kesan, tetapi banyak di antara kita telah mendistorsi informasi
menjadi sebuah kesan yang menyenangkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar